5. Persepsi Terhadap Kualitas Baterai dan Umur Pakai
Persepsi terhadap kualitas baterai dan umur pakai masih menjadi isu yang signifikan. Beberapa konsumen masih khawatir terkait daya tahan baterai motor listrik, khususnya karena biaya penggantian baterai yang cenderung tinggi.
Edukasi yang lebih baik tentang teknologi baterai dan keunggulan jangka panjang motor listrik bisa membantu mengatasi kekhawatiran ini.
6. Kendala Finansial dan Ketersediaan Subsidi
Meskipun ada subsidi untuk motor listrik, proses perolehan subsidi seringkali rumit dan memakan waktu. Kendala administratif dan ketersediaan subsidi yang terbatas dapat menghambat minat masyarakat untuk mengakses kendaraan listrik dengan harga lebih terjangkau.
7. Ketergantungan Terhadap Infrastruktur Konvensional
Ketergantungan yang masih tinggi terhadap infrastruktur konvensional seperti SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) membuat sebagian besar konsumen ragu untuk beralih ke motor listrik. Perubahan mindset terhadap keberlanjutan dan kemandirian energi perlu didorong agar masyarakat lebih terbuka terhadap teknologi ramah lingkungan.
BACA JUGA:Cara Merawat Dek Motor yang Benar, Salah Dikit Bisa Bahaya!
Meskipun upaya pemerintah untuk mendorong adopsi motor listrik melalui subsidi, beberapa faktor di atas masih menjadi hambatan signifikan.
Diperlukan kerjasama antara pemerintah, produsen, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia.
Edukasi yang lebih baik, pengembangan infrastruktur yang lebih luas, dan kebijakan yang lebih mendukung adalah langkah-langkah penting untuk meningkatkan minat dan penerimaan motor listrik subsidi di tengah masyarakat.