Ini menandakan bahwa secara umum, dengan solusi kedua yang sedang diuji, KTM RC16 diperkirakan bisa memberikan efek downforce ketika miring akibat kerja ground effect, walaupun tidak se-ekstrim solusi pertama tahun 2024.
BACA JUGA:Siap-siap, MAXi Yamaha Day Bakal Mampir di Riau Pekan Depan
BACA JUGA:Hyundai dan GESITS Bikin Motor Listrik Setara 125-150 Cc
Celah yang sempit ini memaksa efek venturi hadir, yang akan mempercepat aliran udara di sana.
Aliran udara yang cepat secara alami akan menciptakan tekanan udara rendah di celah tersebut.
Keberadaan solusi sidepod dengan detail 'talang' jalur udara memastikan aliran udara dari side-pod mengalir ke 'jalan yang benar' tanpa bercampur dengan udara di antara permukaan fairing dan aspal.
Talang udara memastikan udara yang mengalir tetap memiliki tekanan tinggi.
BACA JUGA:Ducati DesertX Rally dan Hypermotard 698 Mono Meluncur di Candi Prambanan
Dengan adanya dua perbedaan tekanan, ini menjadi bahan untuk menciptakan downforce saat motor miring.
Desain side fairing dengan air tunnel ini juga diuji oleh Yamaha Factory, yang kini bekerja sama dengan insinyur aerodinamika dari pabrikan Dallara (Italia) yang sudah ahli dalam membuat mobil balap open-wheeler seperti Formula 2, Indy Car, dan kelas prototipe Endurance.
Efek dari desain ini membuat motor seakan-akan 'terhisap' oleh aspal sirkuit saat melaju dengan kecepatan tinggi, meningkatkan stabilitas dan kecepatan cornering.
Dan pada akhirnya memberikan rasa percaya diri bagi pembalap dalam menaklukkan setiap tikungan.
BACA JUGA:Yamaha Tunjukan Keseriusan dalam Test MotoGP Jerez, Demi Kembali ke Jalur Juara Dunia!
Dalam sebuah dunia balap yang semakin kompetitif, inovasi dalam aerodinamika sangat penting.
KTM dan Yamaha tentu saja tidak ingin tertinggal dalam hal ini.
Dengan menghadirkan solusi aerobody yang cerdik dan kreatif, mereka berharap dapat memaksimalkan performa motor mereka dan mengukir prestasi gemilang di lintasan balap.