1. Piston yang Cepat Jebol
Dampak pertama yang dirasakan adalah piston cepat jebol sebab adanya perubahan diameter tidak sesuai dengan standar.
Padahal komponen penting ini berfungsi untuk merubah tekanan dari pembakaran menjadi tenaga penggerak.
BACA JUGA:Tahun Ketiga Gelar MotoGP, Mandalika Bakal Hadirkan Sensasi Berbeda
Siap-siap saja untuk mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk menggantinya. Bahkan pada beberapa kasus piston akan pecah.
2. Mesin Lebih Cepat Overheat
Pembakaran akan meningkat demi bisa menghasilkan tenaga dan kecepatan tinggi. Karena pembakaran inilah daya ledak yang dihasilkan juga besar, sehingga membuat mesin cepat panas. Biasanya teknisi akan menyesuaikan rasio kompresi pada celah piston dengan head.
Sayangnya walaupun sudah disiasati tetap saja mesin akan cepat panas. Hal ini tentu akan mengganggu saat Anda sedang berkendara.
BACA JUGA:Kawasaki Eliminator 450 Kini Dilepas Mulai Rp 169 Jutaan On The Road Jakarta
3. Boros Bahan Bakar dan Pelumas
Efek buruk lainnya adalah bahan bakar dan pelumas jadi lebih boros. Walaupun Anda sudah mengganti jenis bahan bakar dan pelumas jadi lebih berkualitas, tapi kebutuhannya tetap besar.
Anda pun akan tekor dalam membeli bahan bakar serta pelumas. S lasannya karena proses pembakaran yang semakin besar usai bore up. Sama seperti kendaraan yang sudah memiliki cc tinggi dari pabrikan.
Bahan bakar yang dibutuhkan sangat banyak dan termasuk boros.
4. Top Speed yang Turun
BACA JUGA:MForce Unjuk Gigi di PRJ 2024, Langsung Rilis 3 Motor Baru
Tak sedikit kendaraan yang top speednya justru jadi menurun setelah bore up. Misalnya kendaraan yang memiliki top speed 100 km per jam kini menjadi 80 km per jam. Hal ini akan mengganggu kecepatan saat berkendara.