JAKARTA, MOTOREXPERTZ.COM -- Musim 2024 jadi masa sulit buat Honda di MotoGP. Gak ada kemenangan atau podium, baik di Sprint maupun MotoGP.
Tapi, ada secercah harapan di paruh kedua musim ini, terutama dari Johann Zarco di tim satelit LCR.
Zarco sukses membawa RC213V masuk Q2 beberapa kali dan finis dua kali di 10 besar, yaitu di MotoGP Indonesia dan Thailand.
Total, Zarco meraih 55 poin dan menutup musim di posisi ke-17 klasemen.
BACA JUGA:Fabio Di Giannantonio Akan Buktikan, Dirinya Bisa Berkembang Jadi Lebih Baik
BACA JUGA:Jorge Martin: Gak Bisa Jadi Kapten Seperti Aleix, Tapi Siap Pikul Tanggung Jawab
Ini bahkan 20 poin lebih banyak dari gabungan poin tim pabrikan Honda, di mana Joan Mir dan Luca Marini masing-masing finis di posisi 21 dan 22.
Manajer tim HRC, Alberto Puig, mengakui perjalanan musim ini penuh tantangan. “Hasilnya gak seperti yang kita mau,” kata Puig kepada MotoGP.
Di paruh pertama musim, tim mencoba berbagai solusi. “Di paruh kedua, kami mulai punya gambaran soal apa yang bisa berhasil dan apa yang enggak."
"Kami memang bikin sejumlah perbaikan, meski gak sebanyak yang diharapkan. Tapi, dari sisi teknis, kami mulai paham ke mana arah yang harus diambil,” jelasnya.
BACA JUGA:Franco Morbidelli Sebut 2024 Jadi Tahun Comeback yang Manis
BACA JUGA:Alex Marquez Kembali ke Setelan Awal, Bikin Performa Makin Garang
Puig juga menegaskan, meski tertinggal, semangat tim untuk bangkit tetap jadi bahan bakar utama mereka.
Salah satu pukulan besar buat HRC adalah kehilangan sponsor utamanya, Repsol, setelah 30 tahun kolaborasi.
Meski begitu, line-up pembalap tetap sama untuk musim depan, dengan Joan Mir dan Luca Marini masih bertahan.