Mengapa tidak ditambahi tenaga ekstra, seperti Kawasaki H2?
Terus kalau gitu, kenapa gak langsung pakai supercharger aja seperti Kawasaki H2? Emang bisa jadi solusi, tapi supercharger juga punya sisi ribet.
Panas yang dihasilkan tinggi banget, dan pengemasannya juga ribet, apalagi kalau digerakkan lewat engkol mesin. Posisi pemasangannya jadi terbatas.
Belum lagi, baik supercharger maupun turbo konvensional gak bisa dipakai sesuai permintaan. Jika butuh tenaga, kita harus nunggu mesin nge-boost dulu.
Nah, E-turbo ini yang beda. E-turbo bisa nyala sesuai kebutuhan. Kalau pabrikan mau kasih tambahan tenaga dan torsi di putaran mesin tertentu, tinggal aktifin aja. Bahkan bisa diprogram buat mode berkendara tertentu atau rasio gigi tertentu.
BACA JUGA:Yamaha Sematkan Teknologi Matrix LED pada Tracer 9 2025, Apa Saja Keunggulannya?
Misalnya, kasih torsi gede di gigi rendah atau tenaga maksimal di gigi atas. Fleksibilitas ini yang bikin E-turbo makin dilirik.
Teknologi ini ngebuka potensi baru buat performa motor tanpa harus ngorbanin desain atau efisiensi. Yamaha udah nunjukin niat serius, tinggal tunggu kapan mereka ngerilis versi massalnya.