Hal ini jelas sangat penting untuk menghindari loss of traction atau kehilangan daya cengkeram ban yang bisa berujung pada kecelakaan.
Tak hanya itu, teknologi ban cerdas membuka peluang untuk penyesuaian strategi balap secara dinamis, termasuk kapan harus push, kapan harus menghemat ban, atau bahkan kapan harus mengubah mapping mesin agar ban tetap awet.
Potensi Perubahan Strategi
Meski menjanjikan keuntungan teknis besar, pengujian ban cerdas juga menimbulkan pertanyaan terkait keadilan dalam kompetisi.
Jika hanya sebagian tim yang bisa mempunyai akses ke data real-time grip, maka bisa menciptakan kesenjangan sosial.
Oleh karena itu, pengembangan teknologi ini kemungkinan besar akan diarahkan agar bisa digunakan oleh seluruh tim secara menyeluruh atau disetujui penggunaannya oleh pihak MotoGP, yakni Dorna dan FIM secara resmi.
Menuju Masa Depan MotoGP
Penggunaan sensor di MotoGP bukan hal baru, mulai dari suspensi, suhu mesin, hingga telemetry sudah menjadi bagian dari DNA kejuaraan ini.
Tapi kemampuan membaca grip ban secara langsung bisa dibilang sebagai salah loncatan besar, yang bisa menyempurnakan pemahaman terhadap performa motor secara menyeluruh.
Ban cerdas juga bisa menjadi jembatan menuju perkembangan teknologi ban untuk kendaraan harian, terutama bagi motor sport atau kendaraan listrik yang juga sangat mengandalkan efisiensi ban.
Kapan Akan Diterapkan?
Saat ini, teknologi ban cerdas masih terus dalam tahap uji coba dalam beberapa sesi latihan.
Jika terbukti bisa diandalkan dan tidak mengganggu integritas balapan, maka besar kemungkinan teknologi ini akan mulai diperkenalkan secara resmi dalam beberapa musim ke depan.
Dengan demikian, MotoGP kembali membuktikan diri sebagai laboratorium teknologi di dunia nyata.
Bukan hanya membahas kecepatan, namun juga inovasi yang menjadi sorotan dan ban cerdas bisa menjadi salah satu revolusi besar dalam waktu dekat.