Perlukah Ganti Oli Tiap 2.000 Km di Tahun 2025? Simak Faktanya!

Sabtu 02-08-2025,15:23 WIB
Reporter : Yohanes Ishak
Editor : M. Iksan

Meski teknologi sudah berkembang, bukan berarti kalian bisa santai atau menggampangkan soal jadwal ganti oli.

Yang tetap perlu diperhatikan adalah kondisi pemakaian. Kalau kalian sering macet-macetan, bawa barang berat, atau motor jarang dipakai tapi sering dinyalain sebentar-sebentar, oli tentu bisa lebih cepat rusak meski belum sampai 2.000km.

BACA JUGA:ABS vs CBS: Mana Sistem Pengereman yang Lebih Cocok untuk Harian?

BACA JUGA:Motor Superbike Milik Legenda F1, Michael Schumacher Terjual Lewati Target

Jenis oli: Mineral (rekomendasi 2.000 km), semi-synthetic (2.500–3.000 km), dan full synthetic (3.500–5.000 km).

Kebiasaan berkendara seperti motor yang sering dipacu kencang atau digunakan jarak jauh butuh oli yang bisa bekerja ekstra keras.

Kenali warna dan bau oli. Kalau oli sudah hitam pekat dan berbau hangus, meski belum 2.000km, itu tandanya harus diganti. Gunakan timer/odometer digital atau aplikasi. Banyak aplikasi motor sekarang bisa kasih pengingat waktu servis.

Jadi, ganti oli setiap 2.000 km di tahun 2025 masih diperlukan, tapi tidak wajib. Kalau kalian pakai oli mineral biasa dan motor tua, itu angka yang aman. Tapi kalau motor kalian sudah modern dan pakai oli full synthetic, bisa aja digeser jadi 3.000–5.000km.

Yang paling penting bukan patokan angka semata, tapi kesadaran untuk merawat mesin sesuai kondisi pemakaian. Daripada terlalu cepat dan boros, atau terlalu lama dan bikin mesin aus, lebih baik disesuaikan dengan kebutuhan.

Kategori :