MOTOREXPERTZ.COM -- Belakangan ini, banyak yang penasaran soal penggunaan bahan bakar campuran antara bensin dan etanol.
Di beberapa negara maju, bahan bakar jenis ini memang umum digunakan, seperti E10 atau E20, yang berarti campuran 10% atau 20% etanol dalam bensin.
Namun, bagaimana jika campuran ini digunakan pada motor di Indonesia yang belum dirancang untuk menampung bahan bakar jenis tersebut? Ternyata, efeknya tidak sepele, bahkan bisa menimbulkan kerusakan serius pada mesin.
Secara kimia, etanol adalah senyawa alkohol yang mudah menyerap air dari udara. Inilah yang menjadi sumber masalah pertama jika dicampurkan dengan bensin.
BACA JUGA:Stok BBM Masih Kosong, Ini Pernyataan Shell Indonesia
BACA JUGA:Stok Bensin Masih Kosong, Bagaimana Nasib Karyawan Shell?
Saat etanol bercampur air, kandungan air tersebut bisa ikut masuk ke ruang bakar mesin. Akibatnya, proses pembakaran menjadi tidak sempurna, tenaga motor menurun, dan konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.
Dalam jangka panjang, air juga bisa menyebabkan karat di bagian tangki, saluran bahan bakar, dan injektor.
Masalah kedua muncul dari sifat etanol yang bersifat korosif. Etanol dapat melarutkan lapisan pelindung logam, karet, serta plastik pada komponen bahan bakar.
Bayangkan jika motor kamu sering diisi campuran bensin-etanol tanpa standar pabrikan — selang bahan bakar bisa cepat getas, karburator atau injektor jadi mampet, bahkan seal dan gasket ikut rusak. Hal ini membuat motor mudah bocor bahan bakar dan performa mesin menurun drastis.
BACA JUGA:Tanggapan Menohok Bahlil Terkait Karyawan Shell di PHK: Kita Lakukan untuk Kebaikan Semua
BACA JUGA:Terkait Polemik SPBU Swasta dengan Pertamina, Ini Pernyataan Karyawan Shell
Selain itu, etanol memiliki kandungan energi yang lebih rendah dibandingkan bensin murni. Artinya, untuk menghasilkan tenaga yang sama, mesin harus membakar lebih banyak bahan bakar.
Itulah sebabnya motor dengan campuran etanol tanpa penyetelan ulang pada sistem injeksi atau karburator akan terasa lebih lemah saat akselerasi. Motor bisa terasa "ngempos" di tarikan awal, terutama jika oktan bahan bakar juga tidak sesuai dengan rekomendasi mesin.
Efek lainnya adalah pada sistem pembakaran. Etanol terbakar lebih cepat dan memiliki titik didih yang berbeda dari bensin.