MOTOREXPERTZ.COM --- Pernah nggak sih kamu perhatikan antrean di SPBU belakangan ini? Kalau dulu jalur Pertalite selalu mengular sampai ke jalan raya, sekarang pemandangannya mulai agak beda. Jalur pengisian BBM non-subsidi, khususnya yang berwarna merah alias Pertamax Turbo, kok makin ramai ya?
Ternyata, perasaan kamu itu valid, Gengs! Fenomena "naik kelas" dalam urusan bahan bakar lagi kejadian besar-besaran di Indonesia sepanjang tahun 2025 ini. Data terbaru dari PT Pertamina Patra Niaga membuktikan kalau masyarakat kita mulai move on dari BBM subsidi.
Bukan cuma sekadar ganti selang bensin, tapi ada lonjakan angka yang bikin geleng-geleng kepala. Bayangkan, permintaan Pertamax Turbo meroket sampai 76 persen! Padahal harganya jelas beda jauh sama Pertalite. Kok bisa? Apakah warga +62 mendadak jadi sultan semua? Atau ada faktor lain yang "memaksa" perubahan ini?
Yuk, kita bedah fenomena unik ini lewat 3 fakta utama yang bikin Pertalite mulai ditinggalkan!
BACA JUGA:BBM Bobibos Diklaim Setara RON 98 dan Ramah Lingkungan, Ternyata dari Bahan Jerami
1. Ledakan Pertamax Turbo: Dari Target 170 KL Jadi 300 Ribu KL!
Ini data yang bikin Pertamina sendiri kaget. Awalnya, Pertamina cuma menargetkan penjualan Pertamax Turbo di angka santai, sekitar 170 KL per tahun. Namanya juga BBM high-end, pasarnya pasti niche, kan?
Tapi realitas berkata lain. Mars Ega Legowo Putra, Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga, mengungkapkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bareng Komisi XII DPR RI, kalau realisasinya tembus angka gila-gilaan: 300 ribu KL!
"Jadi untuk Pertamax Turbo ini terjadi peningkatan kurang lebih 76%, sehingga saat ini Pertamina secara maksimal mencoba menambah pasokan baik itu dari kilang maupun dari impor," curhat Mars Ega.
Saking larisnya, Pertamina sampai harus putar otak buat nambah stok dari kilang sendiri plus impor biar stok di SPBU nggak kosong melompong. Apalagi bentar lagi mau libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), diprediksi angkanya bakal makin nanjak.
BACA JUGA:Terkuak Alasan Shell dan Vivo Belum Sepakat Beli BBM ke Pertamina
2. "Drama" QR Code Bikin Orang Hijrah?
Kenapa orang tiba-tiba rela bayar lebih mahal? Salah satu teori kuatnya adalah kebijakan QR Code. Sepanjang 2025, aturan wajib pakai QR Code buat beli Pertalite dan Solar makin ketat di seluruh SPBU.
Mungkin karena proses verifikasi atau antrean yang (kadang) ribet, banyak pengendara yang akhirnya mikir, "Ah, udahlah isi yang non-subsidi aja biar cepet!" Alhasil, konsumsi BBM subsidi kayak Solar dan Pertalite justru turun alias terkendali.
Mars Ega membeberkan kalau kuota Solar sampai Oktober 2025 terjaga di bawah 1,5%, sementara Pertalite di bawah 10%. Ini sinyal kalau kebijakan pengendalian BBM subsidi mulai sukses, atau mungkin... masyarakat mulai lelah antre?
BACA JUGA:Setelah Ramai Keluhan BBM di Jawa Timur, Pertamina Langsung Klarifikasi dan Beri Kompensasi