Motor matic, dengan sistem CVT (Continuous Variable Transmission), biasanya mengkonsumsi sedikit lebih banyak bensin, terutama saat dipakai stop-and-go di kemacetan.
Tapi perbedaan konsumsi ini tidak selalu signifikan, tergantung gaya berkendara dan kondisi lalu lintas.
3. Perawatan dan Biaya Operasional
Motor bebek biasanya memiliki desain sederhana dan lebih mudah dirawat. Komponen seperti kopling dan transmisi manual lebih tahan lama dibanding sistem CVT matic yang memerlukan perawatan khusus, misalnya penggantian roller dan belt secara berkala.
Biaya perawatan matic bisa sedikit lebih tinggi, namun keuntungannya adalah kenyamanan berkendara yang lebih tinggi dan tidak cepat lelah di jalan.
BACA JUGA:Kenapa Motor Bebek Masih Jadi Andalan di Pedesaan?
BACA JUGA:Udah Irit, Gak Pegel, Gak Bawel, Ini 5 Pilihan Motor Matic Terbaik Buat Touring!
4. Kenyamanan dan Mobilitas di Kota Padat
Motor matic unggul soal kenyamanan, terutama untuk perjalanan pendek di kota yang macet. Posisi berkendara lebih santai, kaki bisa menapak rata tanpa harus sering pindah gigi, membuatnya ideal untuk jarak pendek dengan banyak stop.
Motor bebek lebih cocok untuk pengendara yang mencari pengalaman berkendara lebih "aktif" dan kontrol penuh terhadap mesin, serta bagi yang ingin lebih irit dalam penggunaan bahan bakar.
---
Jika tujuan utama adalah kenyamanan, kemudahan navigasi di kemacetan, dan tidak ingin cepat lelah, motor matic lebih praktis untuk harian di perkotaan padat.
BACA JUGA:Thrust DSR 200, Motor Matic Baru dari Eropa yang Bisa Bikin NMAX dan PCX Patut Waspada
BACA JUGA:Yamaha XMAX 125 2026 Resmi Dirilis, Matic Premium Bermesin Kecil Tapi Fitur Sultan
Tapi jika fokus utama adalah efisiensi bahan bakar, biaya perawatan yang rendah, dan kontrol penuh terhadap performa mesin, motor bebek masih jadi pilihan yang sangat relevan.
Pada akhirnya, pilihan antara motor bebek dan matic sangat bergantung pada gaya hidup, jarak tempuh harian, dan prioritas pengendara.