Andrea Dovizioso|motogp|
JAKARTA, MOTOREXPERTZ.COM – Andrea Dovizioso terlihat masih harus berjuang keras dalam menaklukan motor Yamaha YZF-M1 besutannya di MotoGP 2022. Pembalap Withu Yamaha RNF MotoGP Team ini mengaku masih kecewa atas kerumitan karakter dari motor balapnya.
Hal ini terlihat saat balap di GP Amerika beberapa waktu lalu. Saat itu, Dovizioso dan Franco Morbidelli bertarung memperebutkan posisi 15 dan melewati garis finish memilik selisih waktu 29 detik di belakang pemenang balapan Gresini Ducati Enea Bastianini.
BACA JUGA:Punya Kenangan Manis di Portimao, Enea Bastianini Pede Hadapi GP Portugal
BACA JUGA:Lorenzo Savadori Turun Wild Card, Pembalap Aprlia Optimis Hadapi GP Portugal Pekan Ini
“Ketika Anda mengambil 29 detik, Sulit. Ini sulit. Tapi saya tidak punya sesuatu yang baru untuk dikatakan,” ungkap Dovizioso, seperti dikutip Disway.id dari laman Crash.net.
“Maksud saya, kami tahu betul mengapa kami tidak kompetitif dan apa yang harus saya lakukan dengan cara yang berbeda dan mengapa hanya Fabio yang mampu melakukannya,” ujarnya.
BACA JUGA:Perhatikan 6 Poin Ini, Berkendara Jarak Jauh Pakai Sepeda Motor Dijamin Aman dan Menyenangkan
BACA JUGA:Tekiro Mechanic Competition (TMC), Ajang Adu Kreatif Siswa SMK Berhadiah Ratusan Juta Rupiah
“Ini cukup buruk karena kesenjangannya terlalu besar. Saya kecewa dan menyelesaikan dengan Frankie hanyalah konfirmasi lebih lanjut [situasi] dan kami tidak bisa bahagia. Tapi saya tidak bisa mengatakan sesuatu yang berbeda. Maksudku, alasannya sudah jelas dari awal dan masih sama,” jelas Dovizioso.
Di antara kesulitan yang dialaminya, Dovizioso mengungkapkan, masalah grip juga menjadi faktor dirinya masih kurang kompetitif bersama Yamaha.
“Ini cengkeraman dan kekuatan. Terutama cengkeramannya," jelas Dovizioso.
+++++
Andrea Dovizioso|motogp|
"Dengan kurangnya cengkeraman ini, Anda harus berkendara dengan cara tertentu dan jika tidak melakukannya, Anda tidak bisa kompetitif, dengan ciri khas Yamaha,” imbuhnya.
“Saya sudah mengulangi ini sejak Misano tahun lalu dan tidak ada yang berubah karena motornya tidak berubah dan ini adalah karakteristik Yamaha sekarang,” terangnya.
BACA JUGA:Angkat Semangat Gift Of Love, Wahana Artha Group Ingin Lebih Bermanfaat Untuk Orang Banyak
BACA JUGA:Berhasil Lewati Masa Sulit di Era Pandemi, Ini Kondisi Terkini Bisnis Wahana Artha Group
“Motornya memiliki banyak hal positif, karena sasis dalam pengereman dan melewati gundukan sangat bagus, tapi seperti yang sudah saya jelaskan dari pertama kali saya melompat ke motor, untuk beberapa alasan kurangnya grip sangat besar,” paparnya.
“Ini bukan tentang pengaturan dan kami (Dovizioso dan Morbidelli) memiliki materi yang sama dengan Fabio Quartararo. Ini tentang cara Anda mengendarai motor. Jangkauan untuk mengatur grip belakang sangat sempit dan kecil, dan jika Anda tidak mengendarai seperti (Quartararo, Anda tidak bisa secepat itu.”
BACA JUGA:Sambut Hari Kartini, 1143 Perempuan Indonesia Dapat Edukasi Safety Riding dari AHM
BACA JUGA:Piaggio Indonesia Buka Dealer Premium Motoplex 2 Brand di Jember, Konsep 3S, Fasilitas Lengkap
“Jika Anda membalap seperti Fabio, Anda bisa lebih cepat, tetapi tetap saja itu tidak cukup [bagi Quartararo] untuk bersaing dengan yang lain karena dia berjuang dibandingkan tahun lalu,” lanjut Dovizioso.
Pembalap asal Italia ini juga menjelaskan, ada dua cerita. Satu cerita adalah tentang betapa kompetitifnya Yamaha. Dan ini adalah hal yang Fabio perjuangkan, mengeluh tentang beberapa kekuatan dan beberapa cengkeraman.
Kemudian yang kedua adalah mampu bersaing dengan karakteristik Yamaha dan sekarang sangat sulit.
BACA JUGA:YRFI Bandung Ngabuburit Sambil Bersih-bersih Masjid dan Berbagi Takjil
BACA JUGA:Beli Spare Part di Aplikasi MySuzuki, Bikin Nyaman Jelang Mudik Lebaran
“Menurut saya, mesin tidak membantu tetapi poin utamanya adalah grip. 100% itu pegangan. Anda tidak dapat menggunakan cara Anda untuk berkendara. Anda harus mengendarai dan tidak menggunakan grip belakang saat keluar dari tikungan,” tuturnya
“Dan ini, menurut saya, sangat tidak biasa. Dengan sepeda apa pun, cukup sulit untuk dikendarai seperti ini,” tambahnya.
“Tapi Fabio pandai dalam hal itu. Gaya membalapnya sejak awal, jika Anda belajar sejak dia tiba di MotoGP, dia kompetitif, tetapi DNA Yamaha sudah seperti itu empat tahun lalu,”pungkas Dovizioso.