Dalam konsepsi baru ini, peraturan ditetapkan untuk mengklasifikasikan pabrikan berdasarkan persentase poin yang diperoleh.
Grup A, yang memiliki persentase poin tertinggi, memiliki batasan yang lebih ketat dalam penggunaan ban, pembalap, sirkuit, dan tidak diizinkannya wildcard.
Mesin juga harus dibatasi dalam jumlah dan tidak boleh dimodifikasi selama kejuaraan.
Sedangkan pada grup B, C, dan D, peraturan menjadi sedikit lebih fleksibel dan memberikan lebih banyak kebebasan dalam penggunaan ban, mesin, dan pembaruan aero.
BACA JUGA:Duet Ducati dan Francesco Bagnaia Sempurna jadi Juara Dunia MotoGP 2023
Peraturan-peraturan ini bertujuan untuk menciptakan persaingan yang seimbang di antara pabrikan balap.
Dengan mengklasifikasikan pabrikan berdasarkan performa mereka, keuntungan dan keterbatasan masing-masing grup diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang adil dan selaras.
Dalam menjalani kejuaraan dengan peraturan-peraturan ini, diharapkan setiap pabrikan dapat mengoptimalkan strategi dan performa mereka.
Meskipun ini adalah sebuah persaingan, semangat sportivitas harus tetap dijunjung tinggi.
Dengan demikian, hasil kompetisi akan mencerminkan kemampuan dan dedikasi setiap pabrikan dalam menciptakan mobil balap yang unggul dan inovatif.
BACA JUGA:Terungkap Strategi Francesco Bagnaia Raih Juara Dunia MotoGP 2023, Ada Peran VR46!
Sebagai kesimpulan, konsepsi baru ini memberikan aturan yang jelas dan mengarahkan setiap pabrikan untuk mengembangkan mobil balap terbaik mereka.
Klasifikasi yang ditentukan oleh persentase poin akan menjadi patokan dalam mengatur alokasi ban, pembalap, sirkuit, wildcard, mesin, dan pembaruan aero.
Dalam menjalankan kejuaraan, semua pabrikan harus mematuhi peraturan dan menampilkan performa terbaik mereka dengan tetap menjunjung tinggi sportivitas.
Semoga konsepsi baru ini dapat membawa pesona barunya dalam dunia balap dan menghadirkan momen-momen luar biasa bagi para penggemar balap di seluruh dunia.