Konstruksi Mesin Overhead Camshaft (OHC), Memberikan tenaga yang responsif dan putaran mesin tinggi dengan getaran minimal.
BACA JUGA:Jadwal Red Bull Rookies Cup Austria 2025, Menanti Dual Sengit Veda vs Hakim Danish
BACA JUGA:Marc Marquez Bisa Kunci Gelar MotoGP 2025 di Kandang Valentino Rossi, Ini Skenarionya
Teknologi ini membuat CB750 tidak hanya cepat, tetapi juga nyaman dan aman digunakan.
Peluncuran Honda CB750 di Tokyo Motor Show 1968 dan mulai dijual pada 1969 langsung menggemparkan dunia.
Di Amerika, motor ini dijual dengan harga sekitar USD 1.495 atau lebih dari 2,42 juta rupiah, menjadikannya sangat terjangkau untuk performa yang ditawarkan di tahun tersebut.
Media otomotif saat itu menyebut CB750 sebagai "The Universal Japanese Motorcycle" (UJM), istilah yang kemudian dipakai untuk menggambarkan motor-motor Jepang yang menguasai pasar berkat kualitas tinggi dan harga bersaing.
BACA JUGA:Diton Urban Stunt Rider: Aksi Freestyle yang Jadi Pembuka Bekasi Motofest 2025
BACA JUGA:Honda Gorilla 125 Siap Diluncurkan, Mini Bike Petualang Bergaya Retro
Honda CB750 juga menjadi favorit para modifikator dan pembalap jalan raya. Mesin empat silindernya terbukti tangguh untuk kejuaraan endurance seperti Isle of Man TT dan Daytona.
Gelar "Superbike Pertama"
Sebelum Honda CB750, motor berperforma tinggi biasanya adalah produk eksklusif dan mahal dari Eropa. Honda memecahkan pola itu dengan menghadirkan motor berperforma superbike yang bisa diakses oleh banyak orang.
Istilah "superbike" mulai melekat karena CB750 memadukan tiga hal penting, yakni kecepatan, teknologi modern, dan harga terjangkau.
Motor ini membuka jalan bagi gelombang superbike Jepang di dekade 1970-an, termasuk Yamaha XS1100, Suzuki GS1000, dan Kawasaki Z1.
BACA JUGA:Bekasi Motofest Meriahkan Alun-Alun Kota dengan Semangat Otomotif
BACA JUGA:Program Loyalitas Digital Wahana Honda, Dapatkan Reward Hanya dengan Lengkapi Data di Aplikasi WANDA