Karena konstruksinya sederhana, tenaga biasanya tidak seagresif DOHC di putaran tinggi. Namun, torsi di putaran rendah hingga menengah cenderung lebih baik. Cocok untuk motor harian yang butuh tenaga instan di kecepatan rendah.
DOHC
Lebih unggul di putaran tinggi karena suplai udara dan bahan bakar lebih maksimal. Mesin ini cocok untuk motor sport atau performa tinggi, yang membutuhkan tenaga besar di rpm tinggi.
SOHC unggul untuk tarikan awal dan efisiensi, DOHC unggul untuk top speed dan akselerasi di rpm tinggi.
Efisiensi Bahan Bakar
SOHC biasanya lebih irit karena mekanismenya sederhana, gesekan internal lebih sedikit, dan rpm optimal di putaran rendah-menengah.
DOHC cenderung sedikit lebih boros di penggunaan harian, apalagi jika sering bermain di rpm tinggi. Tapi dengan teknologi injeksi modern, perbedaannya bisa diminimalkan.
BACA JUGA:Final Honda DBL Jakarta Series North Region 2025: SMA Jubilee Raih Juara Ganda
BACA JUGA:Honda Rilis Motor Bebek Kembaran Supra X di Thailand, Iritnya Kebangetan!
Perawatan dan Biaya
SOHC lebih murah dan mudah perawatannya. Komponen lebih sedikit, biaya servis umumnya lebih rendah.
DOHC punya mekanisme lebih rumit, sehingga biaya servis bisa lebih tinggi, terutama jika harus setel atau ganti komponen camshaft dan katup.
Contoh Motor yang Menggunakannya
SOHC: Honda Supra GTR 150, Yamaha Vixion, Honda CB150 Verza.
DOHC: Honda CBR150R, Yamaha R15, Suzuki GSX-R150.
Mana yang Lebih Cocok?
BACA JUGA:Jelang MotoGP Austria 2025, Marc Marquez Tebarkan Ancaman di Sirkuit Red Bull Ring
BACA JUGA:Klasemen MotoGP 2025 Jelang GP Austria: Marc Marquez Masih Nyaman di Puncak
Pilih SOHC Jika Ingin:
- Lebih banyak dipakai untuk harian atau touring santai.
- Mengutamakan konsumsi BBM irit dan perawatan murah.
- Tidak terlalu butuh performa tinggi di kecepatan puncak.
Pilih DOHC Jika Ingin:
- Suka akselerasi tinggi dan top speed maksimal.
- Lebih sering berkendara di jalan bebas hambatan.
- Ingin karakter mesin sporty.