Hujan Turun, Strategi Tim MotoGP Berubah Total atau Tetap Sama?

Sabtu 23-08-2025,15:20 WIB
Reporter : Yohanes Ishak
Editor : M. Iksan

ECU (Electronic Control Unit) juga memainkan peran penting. Tim sering mengubah mapping elektronik agar daya motor lebih halus, sehingga rider bisa menjaga kendali lebih baik saat membuka gas di lintasan licin.

3. Strategi Balap Lebih Hati-Hati

Di trek basah, rider tidak bisa sembarangan menekan gas. Akselerasi harus lebih lembut, pengereman lebih dini, dan garis balap pun sering berubah. 

Banyak rider memilih jalur sedikit keluar dari racing line untuk mencari grip tambahan dari aspal yang tidak terlalu licin.

Hasilnya, kecepatan rata-rata balapan berkurang, tapi justru membuat balapan jadi lebih menegangkan. 

Skill rider benar-benar diuji, bukan hanya soal kecepatan, tapi juga insting dalam mengendalikan motor.

4. Kesempatan Rider Underdog

Menariknya, balapan hujan sering menghadirkan kejutan. Rider yang biasanya kesulitan di kondisi kering bisa tampil gemilang di lintasan basah. 

BACA JUGA:Rumor Dipatahkan, Pit Beirer Pastikan Red Bull Perpanjang Kontrak dengan KTM MotoGP

BACA JUGA:Dua Motor Aprilia Bermasalah di FP1 MotoGP Hungaria 2025, Mesin Meledak hingga Keluarkan Api

Contohnya, beberapa kali kita melihat rider non-unggulan naik podium saat race flag-to-flag atau hujan deras.

Hal ini terjadi karena perbedaan skill adaptasi. Ada rider yang sangat nyaman di trek basah, sementara rider top justru kesulitan. Inilah yang membuat balapan hujan sering disebut sebagai "equalizer" di MotoGP.

5. Risiko Crash Meningkat

Hujan jelas membuat balapan lebih berbahaya. Ban bisa kehilangan grip kapan saja, terutama saat melewati genangan atau garis putih di lintasan. Crash beruntun di kondisi basah bukan hal baru di MotoGP.

Karena itu, rider harus pintar menyeimbangkan kecepatan dan kehati-hatian. 

Satu kesalahan kecil bisa berakibat fatal, baik bagi posisi balap maupun keselamatan mereka.

Kategori :