Jika berada di jalan raya atau jalur cepat, nyalakan lampu hazard atau pasang tanda darurat agar pengguna jalan lain waspada.
3. Periksa Sumber Kebocoran
Setelah motor berhenti aman, lakukan pemeriksaan pada ban. Biasanya kebocoran disebabkan oleh paku, kawat, atau benda tajam yang menancap.
Jika terlihat jelas, jangan langsung mencabut benda tersebut, karena bisa membuat udara keluar lebih cepat. Tandai lokasi kebocoran agar mudah diperbaiki di bengkel.
4. Gunakan Alat Tambal Darurat
Saat ini sudah banyak tersedia alat atau cairan penambal ban darurat yang bisa digunakan tanpa harus melepas ban.
Produk ini biasanya berupa cairan sealant atau tire repair kit yang mudah dibawa di bagasi motor. Caranya sederhana: masukkan cairan ke dalam ban melalui pentil, kemudian pompa hingga tekanan kembali normal.
Solusi ini memang bersifat sementara, tetapi cukup efektif agar motor bisa melaju ke bengkel terdekat.
5. Manfaatkan Jasa Tambal Ban Keliling
Di kota-kota besar maupun daerah, sering ditemui jasa tambal ban keliling. Jika tidak membawa alat darurat, cobalah mencari tukang tambal ban terdekat.
Gunakan aplikasi peta digital untuk menemukan lokasi, atau tanyakan kepada warga sekitar. Tambalan dengan metode press atau tubeless biasanya lebih tahan lama dibanding tambalan manual.
BACA JUGA:Berbahaya atau Aman? Ini Fakta di Balik Menyiram Rem Panas dengan Air!
BACA JUGA:Nostalgia Otomotif, Ini 3 Motor Keren yang Pernah Mengaspal di Indonesia
6. Gunakan Ban Cadangan (Jika Ada)
Beberapa jenis motor, terutama yang digunakan untuk perjalanan jauh, kadang dilengkapi ban cadangan atau setidaknya ban dalam cadangan.
Jika memiliki peralatan lengkap, seperti kunci roda dan dongkrak portabel, penggantian bisa dilakukan di lokasi aman.