Hal itu diakui oleh bos Ducati, Claudio Domenicali, yang mengaku puas dengan kinerja timnya musim ini.
Meski gagal mengantarkan Francesco Bagnaia juara dunia mengalahkan Fabio Quartararo, musim ini kategori Tim Balap dan Konstruktor berhasil sabet oleh pabrikan asal Italia itu.
BACA JUGA:Wow, Capai Ratusan Miliar, Segini Rincian Dana yang Disetorkan Tim RNF pada Yamaha untuk MotoGP 2022
"Sungguh, tidak ada penyesalan, saya benar-benar puas dengan bagaimana kami menyelesaikannya," kata Domenicali.
Hasil di akhir seri musim ini juga menjadi nilai tambahan bagi Ducati, di mana ketiga pembalap Ducati berhasil menguasai tangga podium 1 hingga 3 di Valencia, Spanyol.
“Untuk menyelesaikan podium all-Ducati, yang belum pernah ada dalam sejarah, adalah nilai yang sangat besar," lanjutnya.
"Baik saya dan Gigi (Dall'Igna, red) menganggap ini musim terbaik yang pernah ada," ungkap Domenicali.
+++++
Ducati kasih kode, kalau Rossi mau, Ducati terbuka dan sudah berbeda dibanding Ducati tahun 2012|MotoGP|
Balik lagi soal hubungan Ducati dengan Valentino Rossi. Saat musim 2011 hingga 2012, Domeniceli mengungkap jika Desmosedici memang dirancang untuk gaya balap Stoner.
Di antaranya, yakni sasis Ducati menggunakan bahan dari karbon. Saat Rossi masuk, ia menginginkan sasis diubah dengan bahan aluminium, persis yang digunakan Yamaha dan Honda.
Tapi sayangnya, permintaan Rossi tak digubris. Hingga 2015 Ducati memutuskan menjadi pabrikan konsesi untuk merubah ulang desain Desmosedici sejak Gigi Dal'Igna menjabat sebagai Manajer Ducati Corse.
Sejak perubahan besar yang dilakukan Ducati, Domeniceli mengaku Ducati telah mengubah mindset-nya.
Ia menginginkan motor yang benar-benar nyaman dan bisa digunakan banyak pembalap.