Marc Marquez tak disangka selama ini dia menderita arm pump setiap pekan/MotoGP
Sulit menjadi seorang Marc Marquez saat ini. Dia ternyata selalu menderita sepanjang pekan ketika balapan akibat arm pump.
ITALIA, MOTOREXPERTZ.com -- Pasca cedera panjang dan menjalani operasi ketiga, dengan tiga bulan proses penyembuhan di akhir tahun 2020, Marc Marquez tampak kembali dengan kondisi lebih baik di awal musim 2021.
Pembalap Repsol Honda ini kembali ke lintasan tepat di MotoGP Portugal 2021 di sirkuit Portimao. Itu menjadi penampilan perdananya setelah satu musim penuh di tahun 2020 berhenti balapan.
Kembalinya juara dunia MotoGP enam kali itu menjadi angin segar bagi Honda. Pasalnya, di tahun 2021 lalu Marquez berhasil memenangkan tiga balapan di Sachsenring, Misano dan Amerika Serikat.
Dia juga terlibat dalam pengembangan motor Honda RC213V 2022 sepanjang musim. Artinya memang terlihat tak masalah lagi dengan cederanya.
BACA JUGA:Tips Simpel Merawat Helm Biar Awet, Aman dan Nyaman Dipakai Berkendara
Kenyataannya ternyata tidak sama sekali. Marquez baru kali ini mengaku kalau dia sepanjang akhir pekan balapan selalu menderita dengan cederanya itu.
Lengan dan bahu kanannya bereaksi dan menyebabkan arm pump. Kasusnya mirip Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo, yang selalu membutuhkan obat penahan sakit.
Arm pump sendiri efek samping yang dimiliki seseorang yang sebelumnya cedera patah tulang pada lengan.
Karena otot di sekitar cedera selalu bergerak, maka menimbulkan rasa sakit yang luar biasa ketika balapan. Sehingga penderitanya akan cepat lelah karena menahan sakitnya.
BACA JUGA:Jangan Panik Kalau Motor Terendam Banjir Rob, Lakukan 6 Poin Tips Ini
BACA JUGA:Wahana Artha Group Bagi-bagi 50 Kaki Palsu di Hari Ulang Tahunnya
Inilah yang diderita Marquez dalam tujuh balapan pertama di musim ini. Jadi memang bukan karena 100 persen masalah pada Honda RC213V, melain menurunkan kekuatan Marquez selama di atas motor.
Kasus terbaru dialami Marquez di MotoGP Italia 2022 di Mugello kemarin. Efek terjatuh di sesi kualifikasi, Marquez melaju dengan kecepatan di bawah standarnya. Padahal di Q1 dia dapat bersaing dengan Fabio Di Giannantonio.