Infrastruktur jalur tol masih didesain khusus untuk mobil dan tidak mempertimbangkan kebutuhan sepeda motor.
Selain itu, keberadaan sepeda motor di jalur tol juga dapat mengganggu keamanan dan kenyamanan pengguna jalan lainnya.
BACA JUGA:Polisi Beri Helm Gratis di Operasi Patuh Jaya Candi 2023
Untuk menerapkan kebijakan yang memperbolehkan sepeda motor masuk jalur tol, diperlukan persiapan teknis yang matang.
Hal ini termasuk perubahan desain dan penyesuaian jalur tol agar dapat mengakomodasi sepeda motor dengan aman dan efisien.
Keamanan dan keselamatan pengendara sepeda motor juga menjadi pertimbangan utama.
Mengingat sepeda motor lebih rentan terhadap risiko kecelakaan di jalur tol, penerapan kebijakan ini harus didasarkan pada penilaian yang cermat mengenai risiko dan manfaatnya.
BACA JUGA:Asik, Tiket MotoGP Malaysia Tiga Kali Lebih Murah Dibandingkan Harga Tiket MotoGP Mandalika
2. Kepadatan Lalu Lintas dan Infrastruktur Jalan Tol
Faktor lain yang mempengaruhi keputusan larangan motor masuk tol adalah kepadatan lalu lintas.
Jalan tol sering menjadi jalur utama bagi kendaraan-kendaraan yang melakukan perjalanan jarak jauh dan membutuhkan kecepatan tinggi.
Dengan membatasi akses motor di jalan tol, dapat membantu mengurangi kepadatan lalu lintas dan menjaga arus kendaraan tetap lancar.
BACA JUGA:Legenda MotoGP Ini Sarankan Marc Marquez Segera Pensiun?
Selain itu, infrastruktur jalan tol di Indonesia biasanya didesain untuk kendaraan dengan jumlah roda yang lebih banyak, seperti mobil dan truk. Perbedaan karakteristik antara motor dan kendaraan roda empat membuat penggunaan motor di jalan tol menjadi tidak efisien.
Misalnya, ada gerbang tol yang dirancang khusus untuk kendaraan beroda empat, dan tidak sesuai untuk motor. Hal ini dapat menyebabkan hambatan lalu lintas dan potensi kerumunan di gerbang tol.
Meskipun motor tidak diizinkan masuk tol, pemerintah Indonesia telah menyediakan alternatif lain bagi pengendara motor untuk melakukan perjalanan jarak jauh.