JAKARTA, MOTOREXPERTZ.COM - Di musim 2012, volume mesin di MotoGP kembali berubah. Kebijakan penggunaan mesin 800 cc sebelumnya dirasa gagal.
Karena kurang memiliki korelasi pada pengembangan mesin motor harian.
Serta tak memiliki pengaruh di pengurangan kecepatan seperti yang dikampanyekan di awal.
Untuk itu, mulai 2012 volume mesinnya dibuat menjadi 1.000 cc. Hal ini berpotensi untuk pabrikan dalam mengembangkan teknologi motor prototipe ke jalan raya atau superbike.
BACA JUGA:Logo Aspira Bakal Terus Nempel di Motor Gresini Racing Hingga 2026
BACA JUGA:Harga Helm MotoGP KYT KX1 Merangkak Naik, Kini Mulai Rp 7,5 Juta
Selain itu, karena minimnya jumlah peserta, maka regulasi Claiming Rule Teams diberlakukan. Kelas baru ini dirilis untuk menyedot perhatian tim karena diperbolehkan untuk memakai mesin superbike.
Tak heran jika di musim ini, banyak motor yang terlihat aneh. Seperti motor ART dengan mesin Aprilia yang banyak dipakai oleh tim-tim sekelas Speed Master, Paul Bird Motorsport hingga Aspar.
Ada juga motor BQR bermesin Kawasaki yang dipakai oleh tim Avintia Blusens. Bahkan Forward Racing memakai motor Suter dengan mesin BMW.
Tahun 2015 menjadi masa transisi dari era CRT ke motor standar di MotoGP. Hal ini juga ditandai dari banyaknya pabrikan motor yang kembali ke MotoGP.
BACA JUGA:Viral! Pertalite Berencana Dihapus, Apakah Benar?
BACA JUGA:Mengenang MotoGP Era 990 Cc, Banyak Motor Cakep dan Jadi Masa Jaya Valentino Rossi
Diantaranya Suzuki yang kembali turun penuh dengan mengandalkan motor Suzuki GSX-RR yang kini bermesin 4-silinder segaris. Serta Aprilia yang menggandeng tim Gresini turun besama Aprilia RS-GP bermesin V4.