Biasanya, teknisi akan menyesuaikan rasio kompresi pada celah piston dengan head agar mesin dapat beroperasi dengan optimal.
Meskipun sudah dilakukan penyesuaian, mesin masih dapat mengalami masalah panas yang mengganggu saat bradsis sedang berkendara.
Kondisi ini perlu menjadi perhatian karena dapat memengaruhi performa mesin dan kenyamanan bradsis selama berkendara.
BACA JUGA:Arbi Aditama Kembali Jadi Wildcard Moto3, Sempat Menang di Catalunya
Bore Up Mesin Motor-@hometech152_-Instagram
Boros bahan bakar dan pelumas
Salah satu efek buruk dari peningkatan pembakaran adalah konsumsi bahan bakar dan pelumas yang menjadi lebih boros.
Meskipun sudah menggunakan bahan bakar dan pelumas yang lebih berkualitas, namun kebutuhan akan keduanya tetap besar.
Hal ini terjadi karena proses pembakaran yang semakin besar setelah bore up, mirip dengan kendaraan dengan cc tinggi dari pabrikan.
Dalam hal ini, bahan bakar yang diperlukan menjadi sangat banyak dan cenderung boros, sehingga bradsis harus lebih sering mengisi bahan bakar dan pelumas untuk menjaga performa mesin yang dioptimalkan.
BACA JUGA:Ubah Motor Bensin jadi Listrik? Ini Daftar Bengkel Konversinya
Top speed yang turun
Banyak kendaraan mengalami penurunan top speed setelah dilakukan bore up, seperti kendaraan yang sebelumnya bisa mencapai 100 km per jam namun setelah modifikasi hanya mampu mencapai 80 km per jam.
Hal ini tentu mengganggu kecepatan saat berkendara.
Penyebabnya seringkali adalah rumah filter udara yang tidak mampu menampung udara yang dibutuhkan, sehingga mesin terasa seperti dicekik dan mengakibatkan penurunan top speed.
Meskipun bore up sering dilakukan sebagai modifikasi, namun sebenarnya tidak disarankan.