JAKARTA, MOTOREXPERTZ.COM - Rumor tentang Somkiat Chantra yang akan menggantikan Takaaki Nakagami di LCR Honda pada tahun 2025 semakin santer terdengar, dan hal ini bisa menjadi dorongan besar bagi MotoGP.
Sementara talenta muda Honda lainnya, Ai Ogura dikabarkan semakin dekat dengan tim Trackhouse Racing Aprilia untuk musim 2025, tampaknya kursi Nakagami di LCR Honda masih aman untuk sementara waktu.
Nakagami sendiri telah menjadi andalan di Idemitsu LCR Honda sejak debutnya di MotoGP pada 2018, memberikan kontribusi besar dalam pengembangan RC213V yang kerap bermasalah dalam beberapa tahun terakhir.
Meski begitu, posisinya kini tampak terancam oleh Chantra pembalap muda berbakat asal Thailand.
Chantra yang baru berusia 25 tahun dan telah memenangkan dua Grand Prix Moto2, bisa menjadi pilihan menarik bagi Honda.
BACA JUGA:Francesco Bagnaia Beri Komentar Pedas Pada Pembalap yang Melakukan Aksi Towing!
BACA JUGA:Suzuki Umumkan Recall Avenis 125, Ini Komponen yang Harus Diupdate
Selain performanya di lintasan, Chantra juga mewakili pasar utama bagi MotoGP, dengan GP Thailand menjadi salah satu balapan yang paling banyak dihadiri sepanjang musim.
Sebelumnya, Chantra adalah juara Asia Talent Cup pada tahun 2016, dan kesuksesannya di MotoGP bisa menjadi dorongan besar bagi Dorna Sports untuk memperkuat pasar Asia Tenggara.
Menyoroti betapa pentingnya Asia Talent Cup dalam memunculkan talenta-talenta seperti Chantra dan Ogura.
Jika kedua pembalap ini berhasil masuk ke MotoGP, itu akan menjadi prestasi besar bagi kejuaraan tersebut dan memperkuat kehadiran pasar Asia di ajang balap motor paling bergengsi ini.
BACA JUGA:Kabar Terbaru Andrea Iannone: Ada Apa di Balik Rumor MotoGP dan Ducati?
Namun, promosi Chantra juga bisa berarti akhir bagi karier Nakagami di tim Honda, terutama dengan masuknya Aleix Espargaro sebagai pembalap penguji pada tahun 2025.
Kehadiran Chantra di Honda akan menjadi tantangan besar, tetapi dukungan dari Idemitsu di garasi LCR bisa memberinya waktu dan ruang untuk beradaptasi.
Jika Honda memutuskan untuk melepas Nakagami, yang memiliki kemampuan berkomunikasi langsung dengan teknisi Jepang, ini bisa menjadi tanda bahwa HRC akhirnya bersedia menerima perubahan yang sangat dibutuhkan.