Pembalap yang kalah 26 poin dari Fabio Quartararo itu menyebutkan, jika ia tak bisa membandingkan GP22 dengan motor pabrikan lain.
"Ini sesuatu yang belum dapat saya pahami, karena saya tak mengatakan motor lain adalah yang terbaik, karena saya belum mencobanya.
BACA JUGA:Brak! Honda Vario-Ferrari Adu Kambing di Lampu Merah Simpang Tol BORR Bogor, Siapa yang Salah?
"Jadi sangat sulit untuk mengatakan sesuatu tentang motor lain tanpa mencobanya," jelas Pecco, sapaan akrab sang rider bernomor start #63 itu.
Bagnaia mengaku jika tak banyak request kepada Ducati mengenai pengembangan motor GP22.
Ia hanya ingin agar Desmosedici GP22 ini punya durability dan agility yang jauh lebih baik. Bagnaia menyoroti kelemahan Ducati di trek-trek cepat dengan tikungan cepat.
Sebab, menurutnya, di trek dengan karakter tersebut Ducati masih dinilai belum cukup kuat.
+++++
Bagnaia mengaku jika ia tak sabar ingin segera balapan di MotoGP 2022|MotoGP|
Seperti yang kita tahu, karakter sirkuit tersebut sangat cocok dengan motor Yamaha M1, yang terbukti sukses membawa Quartararo musim lalu meraih gelar juara dunia MotoGP 2021.
“Saya meminta kepada Ducati agar kami punya motor yang mudah dikendarai di trek cepat dengan tikungan cepat. Karena motor kami belum kuat di sektor tersebut," tegas Bagnaia.
Saat pengujian di Jerez lalu, fokus utama Ducati yakni penyempurnaan paket aerodinamis.
Sejauh ini kesan yang diutarakan Bagnaia sangat positif. Karena catatan waktu selama di Jerez lalu ia sukses jadi yang tercepat dengan torehan waktu 1 menit 36.872 detik, nyaris unggul setengah detik dari Quartararo.
"Dengan fairing baru saya mulai merasakan agak lebih baik, tetapi juga ada beberapa titik lemah. Saya yakin, para insinyur bekerja keras untuk hal itu.