Jorge Martin harus terseret motor milik Francesco Bagnaia usai terjatuh di tikungan pertama sirkuit Lusail, Qatar|MotoGP.com|
Sebaliknya, Martin merasa kecewa dan kesal karena selama balapan ia tak kompetitif.
Ia merasakan kurangnya kecepatan akselerasi dan top speed Ducati GP22.
Memang terbukti, setelah tercecer dari grid terdepan, ia kesulitan melewati Joan Mir dan Aleix Espargaro.
"Saya tidak senang. Maksud saya, crash terkadang terjadi. Saya hanya marah karena kami tidak kompetitif hari ini," jelas Martin.
BACA JUGA:MotoGP Qatar 2022: Miller Sebut Level Kecepatan Motor MotoGP Makin Konyol
BACA JUGA:Hasil Kualifikasi MotoGP Qatar 2022: Ducati Memang Mantul, Waspada Bangkitnya Honda, Yamaha Memble?
“Saya mengharapkan dan berjuang untuk podium atau bahkan kemenangan. Tetapi kecepatannya tidak ada di sana. Kami memiliki beberapa masalah dan kami perlu memahaminya.
“Saya tidak bisa menyalip bahkan Aprilia atau Suzuki. Saya tidak tahu persis mana titik kuat kami sekarang.
+++++
Jorge Martin harus terseret motor milik Francesco Bagnaia usai terjatuh di tikungan pertama sirkuit Lusail, Qatar|MotoGP.com|
"Kami tidak memiliki titik kuat. Jadi kami perlu memahami dengan baik dan fokus untuk mencoba meningkatkan karena saya pikir Tempat 7-8 adalah maksimum hari ini," urai Martin.
Dari data analisis, memang kecepatan motor miliknya selama balapan berlangsung sangat mengkhawatirkan.
Martin hanya dapat mencapai top speed 352,9 km/jam, di mana kecepatannya dapat ditandingi oleh Johann Zarco, Bagnaia, Marco Bezzecchi dan Alex Marquez dari Honda.
Dan ternyata, motor yang paling kencang di trek lurus sepanjang balapan adalah GSX-RR yang digeber oleh Joan Mir dengan top speed 357,6 km/jam.