3 Pelanggaran Pengendara Motor yang Dominan Ditindak di Operasi Zebra 2025

MOTOREXPERTZ.COM --- Operasi Zebra 2025 resmi berjalan sejak kemarin di seluruh Indonesia dengan ribuan personel kepolisian diturunkan untuk menindak berbagai pelanggaran lalu lintas. 

Fokus utama berada pada pelanggaran kasatmata seperti tidak memakai helm, melawan arus, hingga menggunakan ponsel saat berkendara. 

Operasi ini tidak hanya bertujuan melakukan penindakan, tetapi juga mendorong budaya tertib di jalan raya agar kesadaran keselamatan semakin meningkat.

Di Yogyakarta, sejumlah pengendara mengaku lebih berhati-hati setelah kabar pelaksanaan operasi tersebut mencuat. Banyak yang mulai melengkapi surat kendaraan dan lebih disiplin menaati rambu lalu lintas. 

BACA JUGA:Tambah Fitur 'Cek Order dan Dokumen', Pantau Pesanan Motor Honda Kini Bisa via Asisten Virtual Wanda

BACA JUGA:GJAW 2025 Siapkan Fasilitas Shuttle Bus Buat Pengunjung, Gratis!

“Kami jadi lebih hati-hati, bukan cuma takut ditilang, tapi demi keselamatan keluarga,” kata Andi, pengendara motor di kawasan Malioboro. 

Kepolisian menegaskan bahwa tujuan utama Operasi Zebra adalah menekan angka kecelakaan yang masih tinggi akibat pelanggaran sederhana yang kerap memicu insiden fatal.

Pelaksanaan operasi ini juga memunculkan respons sosial yang cukup besar. Warga terlihat lebih aktif melengkapi dokumen kendaraan dan berupaya mengikuti aturan dengan lebih disiplin. 

Di sisi lain, sebagian masyarakat menilai penindakan perlu dibarengi langkah edukasi. 

BACA JUGA:100% Bebas Denda! Jangan Sampai Terlewat, Ini 7 Keuntungan Memanfaatkan Pemutihan Pajak Kendaraan Aceh Periode 2025/2026

BACA JUGA:7 Kriteria Ajaib yang Bikin MAKA Cavalry Sabet Gelar Motor Listrik Terbaik 2025: Rahasia Performa 160 KM yang Bikin Bensin MINDER!

“Kalau cuma menilang, efeknya sebentar. Tapi kalau ada sosialisasi ke sekolah dan kampus, itu lebih membekas,” ujar Rina, mahasiswa UGM.

Operasi Zebra 2025 diproyeksikan tidak berhenti pada penindakan jangka pendek saja. Berbagai program edukasi keselamatan, kampanye keamanan, dan penegakan hukum yang konsisten dianggap penting untuk membangun budaya tertib berlalu lintas secara berkelanjutan.