Joan Mir Senang dengan Swingarm Karbon Baru Honda, Tapi kok Masih Pelan?

JAKARTA, MOTOREXPERTZ.COM -- Pembalap Repsol Honda Joan Mir, baru-baru ini telah menguji coba swingarm serat karbon terbaru pada motor Honda RC213V dalam sesi tes MotoGP di sirkuit Aragon. 

Meski adanya langkah positif dari pengembangan komponen baru ini, Mir menyoroti masalah utama yang masih menghantui tim HRC yakni defisit kecepatan puncak di trek lurus. 

Pengalaman Mir dalam tes tersebut menggarisbawahi upaya Honda untuk mengatasi tantangan performa, namun juga menyoroti area krusial yang membutuhkan perbaikan lebih lanjut demi bisa bersaing di barisan depan. 

Pengembangan komponen seperti swingarm memang penting, namun kecepatan di lintasan lurus masih menjadi pekerjaan rumah terbesar.

BACA JUGA:Honda Tak Cari Pengganti Luca Marini untuk MotoGP Aragon, Joan Mir Beraksi Sendirian

Mir mengungkapkan kepuasannya terhadap swingarm karbon yang baru ini, menggambarkannya sebagai langkah kecil yang positif untuk ke depannya. 

Menurutnya, komponen baru tersebut berhasil meningkatkan grip atau cengkeraman ban ke aspal dan berpotensi mengurangi chatter sebuah getaran yang dapat mengganggu stabilitas motor saat melaju. 

Namun, Mir juga memberikan catatan penting bahwa kondisi grip lintasan saat tes berlangsung tergolong sangat tinggi, yang mungkin sedikit memengaruhi hasil pengujian. 

Hal ini berarti bahwa hasil positif yang dirasakan mungkin tidak sepenuhnya merefleksikan performa sesungguhnya dalam kondisi balapan yang bervariasi. 

BACA JUGA:Begini Kondisi Joan Mir Usai Kecelakaan di MotoGP Prancis 2025

Meski demikian, perbaikan pada grip dan pengurangan chatter adalah aspek fundamental yang dapat meningkatkan rasa percaya diri pembalap dan memberikan feedback yang lebih baik dari motor.

Terlepas dari perbaikan pada aspek chassis melalui swingarm baru, Mir menekankan bahwa masalah utama Honda masih terletak pada performa mesin. 

Ia secara terbuka menyatakan bahwa mesin Honda masih tertinggal jauh dibandingkan mesin-mesin kompetitor dalam hal kecepatan murni. 

Menurut analisis Mir, ketertinggalan ini mengakibatkan kerugian sekitar 10 km/jam di trek lurus.