Gampang! Begini Cara Cek Oli Mesin Motor Sendiri di Rumah, Gak Perlu ke Bengkel!

Jika motornya pakai standar samping, hasil pengukuran dapat tidak tepat meleset. Jadi, pastikan motor menggunakan standar berdiri dan berada pada permukaan yang rata.

2. Temukan Dipstick atau Tutup Oli

Sebagian besar motor, terutama pada motor matic atau bebek, pastinya memiliki tutup oli pada bagian kanan bawah mesin.

Pada bagian itulah kalian dapat memeriksa oli. Kalau motor kalian menggunakan dipstick atau batang pengukur, biasanya ada garis batas minimum dan maksimal.

3. Lepas Tutup Oli, Lap Dipstick, dan Cek Ketinggian Oli

Buka tutup oli, kemudian tarik dipsticknya, bersihkan menggunakan lap bersih yang kering pada ujung batangnya kemudian masukkan kembali tanpa diputar, setelah itu cabut lagi dan lihat batas oli. Jika oli berada di antara tanda minimum dan maksimum, berarti kondisi oli aman.

Namun, jika berada di bawah minimum, maka harus segera tambahkan dan jika di atas maksimum, maka harus dikurangi karena oli terlalu penuh dapat merusak mesin.

Artinya, segala sesuatu yang berlebihan atau kurang memang tidak baik, sehingga semuanya harus sesuai dengan takarannya.

4. Cek Warna dan Kekentalan Oli

Selain tingkat oli, kalian juga harus dapat lihat kondisi oli. Jika warnanya coklat bening, maka oli tersebut masih bagus, namun jika sudah hitam pekat dan encer, maka sudah harus diganti.

Yang paling parah adalah jika ada busa atau gumpalan, maka bisa menjadi sebuah sinyal ada kerusakan pada mesin motor.

Gosokkan sedikit oli di antara jari dengan menggunakan sarung tangan, kemudian rasakan teksturnya.

Jika licin dan kental, berarti oli tersebut masih layak pakai. Namun jika sudah kasar, encer, atau bau gosong, maka harus segera diganti.

Lalu Kapan Harus Ganti Oli?

Biasanya, untuk motor matic atau motor bebek setiap 2.000 km hingga 3.000 km, sementara untuk motor berjenis racing atau manual sekitar 1.500 km-2.000 km tergantung dari performa motor yang dimiliki.