Profil Maverick Vinales, Intip Perjalanannya dari Ajang Junior hingga Jadi Andalan Red Bull KTM

Profil Maverick Vinales, Intip Perjalanannya dari Ajang Junior hingga Jadi Andalan Red Bull KTM

Maverick Vinales pembalap MotoGP dari tim KTM--KTM Press Center

Tahun 2013 menjadi puncak kariernya di Moto3. Setelah persaingan ketat dengan Alex Rins dan Luis Salom, Vinales keluar sebagai juara dunia Moto3 bersama tim Calvo Team.

Konsistensinya sepanjang musim menjadi kunci kesuksesan, di mana ia hanya sekali gagal finis di posisi lima besar. Setelah meraih gelar di Moto3, Vinales naik ke Moto2 pada 2014 bersama tim Pons HP40.

Meskipun ini adalah tahun debutnya di kelas menengah, Maverick Vinales langsung menunjukkan kematangan balap.

Ia meraih 4 kemenangan dan total 9 podium, mengakhiri musim di posisi ketiga klasemen. Performanya tersebut cukup meyakinkan untuk membuat Tim Suzuki tertarik merekrutnya ke kelas utama.

Pada musim 2015, Maverick Vinales promosi ke kelas MotoGP bersama Tim Suzuki Ecstar, tim yang saat itu baru kembali ke MotoGP.

Musim pertamanya terbilang cukup menjanjikan dan solid untuk seorang rookie, dan ia meraih penghargaan Rookie of the Year.

Pada musim 2016, Maverick Vinales meraih podium pertama MotoGP di Le Mans dan bahkan memenangkan balapan di MotoGP Inggris yang digelar di Sirkuit Silverstone, membawa Suzuki meraih kemenangan pertamanya sejak 2007.

Pada musim 2017, Maverick Vinales pindah ke Monster Energy Yamaha MotoGP untuk menggantikan Jorge Lorenzo.

Debutnya sangat menjanjikan. Ia memenangkan dua balapan pertama musim dan dianggap sebagai kandidat juara dunia.


Mantan Pembalap Yamaha Monster Energy MotoGP, Maverick Vinales--MotoGP

Sayangnya, seiring berjalannya musim, performa Yamaha mengalami penurunan, dan imbasnya, Vinales juga menjadi kesulitan mempertahankan konsistensi. Hubungan Maverick Vinales dengan Yamaha mulai memanas dalam beberapa tahun berikutnya.

Meski sempat menang beberapa balapan dan meraih podium secara reguler, ketidaksesuaian dengan karakter motor Yamaha membuat frustrasinya semakin dalam.

Pada musim 2021, hubungan keduanya memuncak ketika Yamaha memutus kontrak Vinales sebelum musim berakhir karena insiden yang dianggap sebagai pelanggaran teknis serius.

Setelah kepergian dari Yamaha, Maverick Vinales bergabung dengan Aprilia Racing. Banyak yang meragukan langkah ini karena Aprilia saat itu belum kompetitif.

Namun, keputusan ini terbukti cukup berhasil. Vinales membantu Aprilia naik level dan ikut mendorong pengembangan motor RS-GP menjadi salah satu motor paling kompetitif di grid. Ia meraih beberapa podium dan menunjukkan potensi sebagai pesaing kuat jika kondisi tim mendukung.

Temukan konten motorexpertz.com menarik lainnya di Google News

Tag
Share
Berita Lainnya