Menolak Lupa! Inilah Sejarah Singkat Motor 2-Tak di Indonesia
Motor Yamaha RX-King--KopasJambi
Motor 2-tak bukan hanya digunakan untuk transportasi harian, tetapi juga berkembang di dunia balap.
Banyak pembalap lokal menjadikannya ajang unjuk gigi, karena mesin 2-tak terkenal lebih responsif dan bertenaga untuk trek lurus maupun sirkuit.
Mulai Meredup
Memasuki awal 2000-an, motor 2-tak mulai ditinggalkan. Salah satu faktor utamanya adalah regulasi emisi gas buang.
Tak dapat dipungkiri jika mesin 2-tak menghasilkan polusi lebih banyak dibandingkan motor 4-tak.
Pemerintah pun mendorong penggunaan motor yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, pabrikan Jepang mulai mengalihkan fokus ke mesin 4-tak yang lebih efisien bahan bakar, lebih awet, serta minim perawatan.
Perlahan, produksi motor 2-tak dihentikan. Yamaha menghentikan RX-King pada 2009, Honda mengakhiri produksi NSR lebih dulu, dan Suzuki pun tak lagi melanjutkan lini 2-tak.
Kawasaki Ninja 150 menjadi salah satu motor 2-tak terakhir yang diproduksi di Indonesia sebelum akhirnya disuntik mati pada 2015.
BACA JUGA:Nostalgia Otomotif, Ini 3 Motor Keren yang Pernah Mengaspal di Indonesia
BACA JUGA:3 Motor Klasik yang Pernah Jadi Idola Remaja Generasi Milenial
Warisan dan Koleksi
Walau tak lagi diproduksi, motor 2-tak tetap punya tempat khusus di hati pecinta otomotif. Banyak komunitas terbentuk untuk menjaga eksistensi motor ini.
Harga motor 2-tak klasik bahkan melonjak, terutama untuk unit yang masih orisinal. RX-King misalnya, bisa mencapai harga puluhan juta rupiah, jauh di atas harga aslinya saat baru diluncurkan dulu.
Motor 2-tak kini dianggap sebagai legenda. Suara khas, sensasi tarikan spontan, dan kenangan masa lalu membuatnya sulit tergantikan.
Walaupun era modern menuntut kendaraan ramah lingkungan, kehadiran motor 2-tak tetap abadi dalam sejarah otomotif Indonesia.
Temukan konten motorexpertz.com menarik lainnya di Google News
- Tag
- Share
-


