Bukan kecepatan untuk menjadi tolak ukur keduanya. Karena sudah jelas mesin 1000cc Honda RC213V lebih kencang, karena memiliki tenaga 250hp.
BACA JUGA:Cakep Nih, Model Vespa 125 dari 1106 Keping Lego Bisa Jadi Pajangan Rumah Para Skuteris
Tapi, bisa diperhatikan ketika kedua pembalap dalam frame berbeda, punya cara yang berbeda kala memasuki dan keluar dari tikungan.
Saat akselerasi, mesin GP500 cenderung lebih cepat mendapat putaran mesinnya.
Sementara mesin 1000cc RC213V punya nafas lebih panjang sebelum mengoper ke gigi lebih tinggi.
Mesin GP500 butuh menekan rem lebih awal karena agresif mesin GP500 sulit dikendalikan saat ditikungan.
Dengan mesin 1000cc plus ECU, pembalap dapat menemukan titik pengereman pas, bahkan mampu membuat late braking, sehingga tenaga motor di tengah tikungan punya kecepatan lebih baik.
Di era sekarang ini, Yamaha M1 masihlah yang terbaik ketika di tengah tikungan dibanding motor pabrikan lain.
Sebelum pemerataan sistem ECU, elektronik yang dikembangkan oleh Yamaha mampu membuat pembalap mereka sangat superior keluar masuk tikungan.
Makanya, dibanding era GP500 dan MotoGP, Yamaha tentunya sangat bersyukur setelah perubahan era ini mereka mampu mengubah sejarah dengan tiga rider berbeda; Rossi (4), Jorge Lorenzo (3) dan Fabio Quartararo (1).
BACA JUGA:Keren, Cleveland Cyclewerks Hadirkan New Ace 400 Gen-2, Bisa Test Ride Sesuai Pilihan Lokasi
BACA JUGA:Makin Lengkap dan Penuh Inovasi, 8 Oli Terbaru Federal Oil Resmi Meluncur
Sementara Honda, dikenal karena karakter mesinnya yang kerap disebut 'Honda kalo mesinnya belum panas, belum kencang'. Begitulah Honda era sebelum penyeragaman sistem ECU.