Kutukan Nomor 1 di MotoGP, Mitos atau Fakta?
BACA JUGA:Morbidelli Ungkap Tidak Pernah Merasa Terancam Oleh Toprak Razgatlioglu
BACA JUGA:Ini yang Harus Dilakukan Setelah Motor Terendam Banjir
Setelah juara dunia dan tahun berikutnya pakai nomor #1, pembalap memang sulit meraih juara dunia kembali atau mempertahankannya, sejumlah fakta berikutnya ini jadi buktinya.
Pembalap asal Spanyol, Alex Criville, sukses menobatkan dirinya jadi juara dunia GP 500 di 1999, kemudian di 2000 mengenakan pelat nomor 1 namun gagal jadi juara dunia di musim berikutnya.
Fakta berikutnya, pembalap Amerika Serikat, Kenny Roberts, Jr, jadi juara dunia GP 500 di atas motor Suzuki RGV500 pada tahun 2000, ia pun gagal mempertahannkanya di musim berikutnya.
Di musim MotoGP 2006, mendiang Nicky Hayden (Repsol Honda) juara dunia.
Kemudian diikuti Casey Stoner (Ducati Team) juara dunia MotoGP 2007, kemudian mengenakan nomor 1 di musim berikutnya dan tak berhasil mempertahankkan titel juara dunianya.
BACA JUGA:Motor Listrik Ducati Sudah Jadi, Siap Buat Balapan MotoE 2023
BACA JUGA:AHM Kembali Gelar Festival Vokasi Satu Hati 2023
Begitu pula dengan Jorge Lorenzo yang juara dunia MotoGP di 2010.
Terakhir Casey Stoner (Repsol Honda) sukses menyabet titel juara dunia MotoGP 2011, namuan lagi-lagi saat dirinya mengenakan pelat nomor 1 di musim 2012 gagal jadi juara dunia berturut-turut.
Begitu pula dengan Valentino Rossi salah satu pembalap yang tidak mau memakai nomor 1.
Rossi memilih setia memakai nomor kebanggaannya, 46, tetapi sempat ada angka 1 di pundak baju balapnya.
Mick Doohan dan angka #1
Selain itu, sebenarnya ada pembalap yang terus sukses memakai nomor 1, yakni Mick Doohan, pembalap asal Australia yang tetap bisa jadi juara MotoGP selama 5 musim.
Temukan konten motorexpertz.com menarik lainnya di Google News
- Tag
- Share
-