Rekor! Top Speed MotoGP Tembus 366,1 Km/Jam

BACA JUGA:Alex Marquez Bungkam Dominasi Marc, Juarai Sprint Race MotoGP Inggris 2025

Kendati Mugello memegang peran dominan, sirkuit lain seperti Lusail (Qatar), Phillip Island (Australia), dan Circuit of the Americas (Austin) juga terus mendorong kemampuan motor MotoGP hingga batas maksimal. 

Hal ini membuktikan bahwa sensasi dan tantangan di MotoGP tidak hanya diukur dari kecepatan.

Meskipun MotoGP adalah buatan teknologi yang canggih, pembalaplah yang menjadi aktor utama olahraga ini. 

Mereka bisa mengendarai motor selama 23 putaran dengan kecepatan rata-rata di atas 177 km/jam, sambil bergerak sangat dekat dengan lawan. 

BACA JUGA:Begini Sejarah Kenapa Ada Umbrella Girl di MotoGP

Sebagai contoh, Marc Marquez pernah mencapai kecepatan rata-rata 181 km/jam sepanjang balapan di Phillip Island tahun 2024, meski kondisi saat itu diwarnai angin kencang dan degradasi ban. 

Pada MotoGP, tidak ada sistem otomatis atau kecerdasan buatan (AI) yang bisa memperbaiki kesalahan pembalap. 

Setiap keputusan dan reaksi cepat di lintasan murni berasal dari kemampuan berpikir cepat dan refleks yang sangat baik dari pembalap.

Balapan dengan kecepatan yang sangat tinggi pasti memiliki risiko yang besar. 

BACA JUGA:Dani Pedrosa Bongkar Beban Psikologis yang Dialami Francesco Bagnaia di Tim Ducati

Karena itu, pihak yang mengatur MotoGP membuat aturan keselamatan yang sangat ketat, baik untuk perlengkapan pembalap maupun rancangan sirkuitnya. 

Sekarang, pakaian balap yang dilengkapi kantung udara (airbag), helm dari serat karbon dan sensor di tubuh pembalap sudah jadi standar wajib. 

Pembatas di pinggir sirkuit, tim medis yang selalu siap dan pengawasan balapan yang terus-menerus memastikan bantuan datang dengan cepat jika terjadi kecelakaan. 

Namun begitu, pelindung paling utama sebenarnya adalah kemampuan hebat para pembalap itu sendiri, karena mereka sudah berlatih sangat keras agar bisa mengendarai motor sampai batas maksimalnya.