Perketat Pengawasan Jelang Nataru, Polisi Terapkan Tiga Fokus Utama di Operasi Zebra 2025

MOTOREXPERTZ.COM --- Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Pol Aries Syahbudin memimpin apel pagi di Lapangan NTMC Polri pada Senin (17/11) dan menegaskan dimulainya Operasi Zebra 2025 yang berlangsung serentak di seluruh Indonesia mulai 17 hingga 30 November 2025. 

Ia menjelaskan bahwa Operasi Zebra merupakan operasi mandiri kewilayahan, sehingga setiap wilayah menentukan sasaran sesuai kondisi daerah masing-masing. 

“Mulai hari ini secara serentak dilaksanakan kegiatan Operasi Zebra 2025. Operasi Zebra itu adalah operasi mandiri kewilayahan, jadi pelaksanaannya, target sasarannya itu sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing,” ujar Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Pol Aries.

Ada tiga parameter yang menjadi dasar pelaksanaan Operasi Zebra tahun ini. 

BACA JUGA:Ratusan Mahasiswa Digembleng Jadi Pejuang Muda Keselamatan Indonesia

BACA JUGA:YAMAHA GOES TO PASAR! Bukan Cuma Jualan Motor, Grebek Pasar Rame Jadi 'Pesta Rakyat' yang Bikin UMKM & Emak-Emak Happy!

Parameter pertama adalah menciptakan kondisi ideal manusia, kendaraan, jalan, serta sarana prasarana pendukung menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, di mana pergerakan masyarakat menuju lokasi wisata diperkirakan meningkat. 

“Kita ketahui Libur Nataru 2026 tantangannya satu, akan terjadi gelombang perpindahan masa, khususnya ke lokasi wisata. Inilah yang harus kita lakukan dalam Operasi Zebra,” tambah Kombes Pol Aries. 

Ia menekankan bahwa kesiapan pengendara, kelayakan kendaraan, serta kondisi jalan menjadi prioritas.

Parameter kedua menyoroti penentuan target sasaran berdasarkan data pelanggaran dan kecelakaan di masing-masing wilayah. 

BACA JUGA:Promo Pahlawanku: Wahana Honda Kasih Diskon Spesial Jasa Servis 20 Persen, Yuk Merapat!

BACA JUGA:Garut Jadi Lautan Bikers! Puncak Honda Bikers Day 2025 Diserbu 20 Ribu Peserta

Kombes Pol Aries menjelaskan bahwa setiap daerah sudah mengetahui kelompok usia dengan pelanggaran tertinggi, pola kecelakaan, serta titik rawan kecelakaan. Data tersebut menjadi pedoman dalam pelaksanaan operasi. 

“Usia mana yang paling banyak melanggar dan terlibat kecelakaan, apa anatomi kecelakaannya, daerah mana yang paling banyak kecelakaan, sesuai dengan daerah masing-masing,” jelasnya.