Kemenprin Sebut Insentif Diperlukan untuk Lonjakan Industri Otomotif 2025
Kemenprin Dalam Forum Prospek Industri Otomotif 2025 dan Peluang Insentif dari Pemerintah--Kemenprin
JAKARTA, MOTOREXPERTZ.COM -- Industri otomotif Indonesia menghadapi tantangan besar di 2025. Gak cuma terhambat oleh daya beli masyarakat yang melemah dan kenaikan suku bunga kredit kendaraan, tapi juga ada kebijakan baru soal pajak yang bikin situasi makin sulit.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Setia Diarta, mengungkapkan kalau pada 2024 industri otomotif diperkirakan bakal mengalami penurunan sebesar Rp4,21 triliun.
Angka ini diperkirakan bakal berdampak pada sektor lain seperti backward linkage yang kena Rp 4,11 triliun dan forward linkage yang bisa turun Rp3,519 triliun.
Melihat pentingnya industri ini buat perekonomian Indonesia, Kementerian Perindustrian (Kemenprin) gak tinggal diam.
BACA JUGA:Yamaha Luncurkan Oli Yamalube Turbo Matic, Bikin Performa Motor Maksimal
BACA JUGA:Aldi Satya Mahendra Naik Kelas! Ini Daftar Lengkap Pembalap WorldSSP 2025
Mereka aktif mengajukan berbagai usulan insentif dan relaksasi kebijakan, salah satunya soal PPnBM DTP (Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah) untuk kendaraan hybrid sebesar 3%, dan untuk kendaraan listrik sebesar 10%.
Tujuannya biar industri kendaraan motor listrik dan juga mobil bisa terus berkembang. Mereka juga mengusulkan penundaan atau keringanan pemberlakuan opsen PKB dan BBNKB yang diterbitkan di 25 provinsi, termasuk Jawa Timur, Jawa Barat, dan Kalimantan Selatan.
“Kebijakan ini diharapkan bisa mendukung keberlanjutan industri otomotif nasional,” ujar Dirjen ILMATE.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, juga ngomong kalau dukungan pemerintah dalam bentuk insentif bakal bantu banget untuk pertumbuhan industri otomotif.
BACA JUGA:Kolaborasi ALVA X Kopi Kenangan, Cuma Isi Baterai Motor Listrik Bisa Dapet Promo Ngopi Hemat
BACA JUGA:Honda CRF450R 2025: Motor Trail Modern dengan Pembaruan Teknologi untuk Balap Motocross
Insentif bisa meningkatkan penjualan, yang pastinya ngaruh ke sektor komponen, perbankan, bahkan lembaga pembiayaan.
Kukuh juga bilang kalau kendaraan dengan teknologi elektrifikasi (xEV) kayak HEV, PHEV, dan BEV perlu banget dapat insentif, karena kontribusinya dalam mengurangi emisi CO2 dan konsumsi BBM.
Temukan konten motorexpertz.com menarik lainnya di Google News
- Tag
- Share
-